“Ini kawasan hutan sekaroh. Tapi sudah
berubah menjadi semak belukar”, kata Adhe dengan suara pelan. Aku
memperhatikan bola matanya yang bening itu, berbinar menatap semak belukar di
kaki bukit. Menyapu setiap sudut. Ia membelakangi pantai. Lalu bergerak
beberapa langkah. Matanya tampak gelisah dan berusaha berkonsentrasi. Seperti
mencari sebuah titik. Ia mencari dari arah mana suara lengking itu mengalun.
Suara kokok sisa-sisa ayam hutan yang hampir punah. Suara indah yang saling
menyahut. Saling menyambut, bersambung tak berujung.
“Tidak adil, . . dan sungguh menyedihkan!!”,
ucap gadis itu sambil membalikkan badan. Melangkah kembali ke arah pantai.
Sangat jelas tampak wajahnya memerah karena kecewa. Kelihatan sangat kesal.
Karena burung-burung itu tak bersuara lagi. Bahkan lari ketakutan. Bersembunyi
di balik semak di kaki bukit. Karena dikejar tiga orang pemburu yang ingin
menjadikan mereka mangsa. Pemuas kebutuhan perut manusia.
No comments:
Post a Comment