Para sepuh
masyarakat Lombok Selatan
sebagian besar paham. Mereka mendapat penjelasan dari
orang tua mereka yang sudah dewasa pada masa Perang Dunia II. Pada masa
penjajahan Jepang, Pantai Pink menjadi tempat sangat istimewa bagi bala tentara
Jepang. Menjadi tempat pelepas penat. Tempat menikmati keindahan alam dan
mereguk kebahagiaan di sela-sela pertaruhan nyawa melawan tentara Sekutu
Amerika. Mereka dapat melesat berlari dengan cepat masuk ke Hutan Sekaroh, bila
ada tanda-tanda ancaman dari musuh mereka saat itu. Tebing Tanjung Ringgit di
sebelah barat Pantai Pink menjadi dinding pengaman bila terjadi serangan dari
arah laut. Oleh karena itu mereka membangun Gua Tanjung Ringgit sebagai tempat
persembunyian.
Pantai Pink,
Tanjung Ringgit dan Hutan Sekaroh menjadi segitiga pengaman bagi tentara
Jepang, sejak sekitar 3 tahun sebelum “the little boy” menghanguskan kota
Hiroshima dan Nagasaki pada Agustus 1945. Mereka meninggalkan tempat ini dengan
penuh kesedihan. Penuh duka, karena dua kota itu telah menjadi neraka yang
menghanguskan sanak saudara mereka. Sangat tepat orang-orang tua di sekitar
Kecamatan Jerowaru dan Keruak Lombok Timur memberi nama untuk pantai ini. Untuk
mengenang sejarah pendudukan Jepang di daerah ini. Pantai ini disebut dengan
nama Pantai Tangsi, yaitu pantai yang merupakan Barak Militer (Tangsi) pada
masa penjajahan Jepang.
Sumber Foto: http://twicsy.com
|
Adhe
tersenyum mengakhiri penjelasannya tentang penjajahan Jepang. Karena hari ini
adalah hari pertamanya di Lombok, setelah 11 hari berada di Jepang untuk
mengikuti pelatihan. Ia tersenyum karena mengenang kondisi masyarakat Jepang
saat ini. Mereka berubah total. Sedikitpun tidak menggambarkan diri mereka
pernah menjadi bangsa penjajah. Mereka tumbuh menjadi bangsa yang ramah dan
sopan. Mereka sangat hormat dan santun kepada orang Indonesia yang datang ke
Jepang. Bahkan kepada bangsa manapun yang datang ke negara mereka.
“Lihat arah setiap gejolak dari gelombang
samudera itu”. Adhe memulai topik baru tentang Pantai Pink. Telunjuknya
mengarah ke tebing karang dan batu cadas yang kokoh di pantai Tanjung Ringgit,
sebelah Barat Pantai Pink. Adhe menjelaskan pekerjaan alam semesta. Sungguh
alam begitu teliti, teratur sempurna dan jujur demi kepentingan dan kebahagiaan
manusia. Gelombang itu bekerja sepanjang tahun. Hampir tidak ada detik jeda
tanpa geka liar mereka di pantai Tanjung Ringgit untuk menciptakan keindahan di
Pantai Pink.
Sumber Foto: http://scenic-tourism.blogspot.com
|
Gelombang
air yang ganas itu mulai dengan menghempaskan diri pada tebing cadas yang
sangat kokoh di Tanjung Ringgit. Lalu memantulkan diri setelah kehabisan
tenaga. Mengalir pelan ke arah timur dan utara. Menciptakan kecipak
gelombang-gelombang kecil persis di depan garis-garis lurus sepanjang Pantai
Pink. Gelombang-gelombang kecil ini memberi warna putih. Menghiasi air tenang
berwarna biru tua seluas-seluasnya pada sepanjang pantai merah muda ini. Warna
biru laut itu berpadu begitu indah dengan warna merah muda pasir pantai.
Sumber Foto: http://twicsy.com
|
Di beberapa
titik Pantai Pink terdapat tebing dan bukit-bukit kecil berderet. Mereka
seperti sengaja diletakkan di atas tanah datar dan landai. Hamparan tanah
coklat yang penuh belukar dan rumput liar sampai batas bibir pantai. Di ujung
timur masih terdapat pohon-pohon berbatang keras dan berdaun rindang. Pepohonan
ini yang selalu bekerja keras sepanjang hari. Menahan kencangnya angin pantai.
Lalu membelokkannya agar berubah arah dengan gerak pelan. Menciptakan aliran
angin lembut menerpa permukaan pasir merah muda. Membangun rasa teduh pada
terik matahari siang. Betapa alam begitu cerdik menyulap dirinya sendiri.
Seperti melawan fakta. Tapi juga untuk menciptakan fakta. Agar dapat hadir
menjadi pengalaman manusia. Agar manusia dapat merasa sejuk di bawah teriknya
panas.
Seperti
halnya pantai-pantai Selatan lainnya di Indonesia. Pantai Pink tergolong pantai
yang bersisi lebar. Hamparan pasir merah muda ini antara 10 – 30 meter dari
batas air laut ke batas bibir pantai di tepi semak belukar atau hamparan
rerumputan. Kawasan Hutan Sekaroh ini memiliki tanah yang masuk pada golongan
tanah gramusol liat berwarna kuning (Yellow
Clayey). Tanah yang sangat subur untuk pertanian. Keindahan warna kuning
dan pink tidak hanya menjadi milik pasir dan tanah di sekitarnya. Karang dan
cadas di sekitar daratan ini juga berwarna indah. Terutama kuning dan coklat.
Sedangkan karang di dasar laut memiliki lebih banyak ragam warna-warni, tapi
sebagian besar merah tua dan merah kekuningan. Warna-warna lain seperti hijau
muda, putih, dan coklat tua hanya menjadi pelengkap penghias dasar laut.
Sumber Foto: http://wisatapulaulombok.org
|
Tapi
keindahan Pantai Pink bukanlah segalanya di kawasan ini. Pantai Pink bukan
satu-satunya magnet keindahan yang dimiliki oleh kawasan pantai yang disebut
Pantai Tangsi. Di sebelah kiri dan kanannya terdapat juga pantai berpasir
putih. Tapi yang jauh lebih menarik, justru Pantai Tangsi ini memiliki sejumlah
pantai indah tanpa pasir. Tanpa butir batu kecil dan butir karang dari sisa
guguran dan pelapukan. Yaitu pantai bertebing indah dan terjal. Pantai ini
menjadi sasaran para pencari ketenangan. Pencari inspirasi. Menikmati
bentuk-bentuk tebing raksasa. Tebing dari batu cadas yang terukir tanpa pahat.
Dibangun oleh alam dalam rencana ribuan tahun. Diciptakan oleh tetes air hujan,
gesekan angin lembut, dan genangan air tenang. Air garam yang menggenang dan
mengikis dengan cara apik, pelan dan lembut sepanjang zaman tanpa henti.
Sumber Foto: http://puppytraveler.com
|
Warna biru
yang sangat kuat. Tak mau kalah dengan birunya langit yang memayungi. Air garam
berwana biru tua. Menggenangi tebing. Tenang tanpa riak gelombang. Bahkan lebih
tenang dari air kolam yang kita bangun sendiri dengan rencana berbiaya mahal.
Semilir angin mendatangkan rasa sejuk. Meski tanpa pohon tempat berteduh di
bawah teriknya siang. Tebing-tebing itu cenderung berwarna abu. Di beberapa
tempat terdapat bagian tebing berwarna kuning dan pucat. Di bawah beberapa
bagian tebing terdapat ruang ciptaan erosi oleh air garam. Sehingga air laut mengalir
menjorok ke bawah tebing membentuk teluk-teluk kecil ke arah daratan. Entah
sejauh berapa meter ruang teluk dan genangan air itu tersimpan di bawah tebing
ke arah darat. Menjadi tempat bersembunyi bagi ikan karang yang liar. Ketika
ingin berlindung dari kejaran nelayan rakus yang selalu tak pernah puas dengan
ikan jinak yang berlimpah.
Sumber Foto: http://wisatapulaulombok.org
|
Bentuk
tebing ini sangat beragam. Terpencar di sejumlah titik pantai kearah timur.
Sampai sebuah titik paling terjal yang disebut Ujung Ketangga. Berada di
telapak kaki kanan Pulau Lombok, pada titik paling selatan di kawasan tenggara.
Beberapa tebing berdiri kokoh tegak lurus. Ada yang miring tapi terjal.
Terdapat juga yang hanya berupa onggokan tanah yang seolah-olah sengaja
diletakkan seperti tanpa alas tempat bertumpu. Ada yang mirip es krim raksasa
sedang terapung. Dan masih terdapat lagi bentuk-bentuk lain yang terlalu banyak
untuk disebutkan saat ini.
Sumber Foto: lombokituindah@facebook.com
|
“Apakah di sekitar ini ada penginapan?”,
tanyaku menyela ketika Adhe begitu serius bercerita sambil menunjuk
tempat-tempat yang disebutkan. Adhe hanya tersenyum. Nampaknya ia enggan
menjawab. Lalu mengatakan: “Saat ini aku
hanya ingin bercerita tentang keindahan dan karunia alam di Pantai Pink dan
sekitarnya. Penginapan adalah hal penting tentang pariwisata”. Aku sedikit
kecewa dengan jawaban Adhe. Hal ini menyebabkan aku makin penasaran dan
langsung menambah pertanyaan: “Apakah
kamu tidak suka dengan pariwisata?”. Adhe bukan langsung menjawab. Tapi
malah tertawa terpingkal-pingkal. Ia rupanya membaca pikiranku yang begitu
dangkal. Ditangkap dari pertanyaanku yang mungkin agak konyol menurut
pikirannya.
Adhe
keliahatan serius memikirkan jawaban yang paling tepat. Mungkin untuk tidak
membuat aku tersinggung. Ia kelihatan merenung dan memalingkan wajah ke arah
pantai. Lalu menjelaskan dengan sangat santun: “Pariwisata juga sangat penting. Kamu harus yakin sepenuhnya. Tentang
pariwisata, sesungguhnya adalah tentang masa depan Lombok. Tapi apakah
masyarakat dan pihak-pihak lain memerlukan aku untuk bicara saat ini? Mungkin
lebih tepat nanti ketika ada pihak yang tertarik dan memerlukannya. Pada saat
itu aku akan bicara untukmu. Tentang pariwisata”.








YANG INDAH DAN RAME
Gunung Rinjani adalah gunung yang
berlokasi di pulau Lombok, Nusa Tenggara Barat.
Gunung yang merupakan gunung berapi kedua tertinggi
di Indonesia dengan ketinggian 3.726m dpl serta
terletak pada lintang 8º25' LS dan 116º28' BT. Gunung Rinjani
merupakan gunung favorit bagi para pendaki Indonesia
karena keindahan pemandangannya.